Senin, 17 Maret 2014

OLLO-OLLO KWATO... YA KAYYU, YA KAYYUM



Oleh Halim Ambiya

Salik mengadu kepada Matin karena merasa sukar mengajarkan bahasa  Arab kepada orang-orang Jawa di kampungnya. Diskusi Sor-Baujan (di Bawah Pohon Trembesi) adalah salah satu cara untuk meluahkan isi hati.
Salik (S): Bro, ajarkan saya bagaimana mengajar tentang makhraj orang-orang Jawa. Saya susah banget mengajarkan mereka.
Matin (M): Ah,sekarang sudah banyak metode pembelajaran makhraj dan tajwid.
S: Iya,saya sudah pakai metode Baghdadi, Iqra, Qira’ati dan sebagainya, tapi susah. Lidah mereka kayaknya harus dikerok.
M: Hahaha. Ya sudah jangan dipaksakan!
S: Memang, tidak semuanya. Kalau generasi sekarang cukup mudah, tapi orang-orang tua agak susah.
M: Ya sudah, jangan dipaksakan! Sedapatnya saja.
S: Tapi, bukankah nanti bisa mengubah makna dan salah dalam membaca Al-Quran? Salah bacaan bisa salah fatal?
M: Ya...Itu hanya mengubah makna bahasa secara lahiriah. Tapi, tidak  mengubah makna batiniah. Niat, ketulusan dan keteguhan ruh dalam memahaminya tak akan hilang .
S: Maksudnya?
M: Iya...Bahasa Arab itu hanya pengantar saja. Sebenarnya nilai-nilai universal Islamlah  yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat dunia, yang berbeda bahasa, budaya, tradisi, suku dan bangsa. Kalau para wali dulu memaksakan diri dengan lafal dan dialek Arab untuk menyebarkan Islam di Nusantara, tentu Islam tak akan bisa menyebar secara lua s hingga sekarang. Para wali sangat mementingkan pendidikan ruhani.
S: Hmmm...Masak kita tetap membiarkan mereka menyebut, “Muhammad” menjadi “Mukamad”, “Al-Hamdulillah” menjadi “Alkamdulillah”. Itu kan salah?!
M: Hahaha. Iya, silahkan ajarkan semampumu. Tapi ingat, sebenarnya makna batinnya tetap tidak berubah. Itu hanya distorsi bahasa biasa.
S: Maksudnya?
M: Dulu, di Yogyakarta ada seorang tua, umur sekitar 70 tahunan. Pekerjaan dia sehari mengangkut kayu bakar dari hutan untuk dijual di pasar. Setiap hari dia memikul dalam puluhan kilogram kayu. Banyak orang heran dengan kekuatan fisiknya. Seorang mahasiswa bertanya kepada kakek itu, “Mbah, sampean kog roso banget nyambut gawe. Opo resepe?” (Kakek, mengapa kau sangat kuat tenaganya dalam bekerja? Apa resepnya?). Lalu, Si kakek itu menjawab, “Aku ora duwe resep opo-opo. Mung pasrah karo Gusti Alloh. Ollo-ollo kwato.” (Aku tidak punya resep apa-apa. Aku hanya pasrah kepada Gusti Allah. Ollo-ollo kwato”)
S: Ollo-ollo kwato itu apa artinya?
M: Maksudnya, La hawla wala quwwata illa billah.
S: Hahaha. Ini cerita nyata?
M: Ini kisah nyata. Beliau sangat kuat keyakinan dan pemahaman batinnya, tapi pengucapannya salah. Tapi, apa yang terjadi? Ternyata, tidak menghilangkan makna hakiki dari keyakinannya.
S: Subhanallah.
M: Seorang Kyai di Cirebon pun pernah bercerita hal yang sama kepada saya tentang seorang Kyai kampung yang memiliki lafal dan makhraj Arab yang sangat buruk. Anehnya, Kyai ini tetap dianggap saktimandraguna, meski ilmu tajwid dan makhrajnya tidak lulus. Dan, banyak orang datang meminta nasihat spiritualnya.
S: Bagaimana ceritanya?
M: Setiap kali orang datang kepada Kyai ini, pasti mereka meminta amalan dan ijazahnya. Dan, anehnya, mereka selalu disuruh membaca kalimat “Ya Kayyu...Ya Kayyum” 1000 kali setiap hari agar sakti, kuat dan selalu dilindungi Allah, serta mendapat karamah wali.
S: Hahaha...Ya Kayyu...Ya Kayyum? Maksudnya apa?
M: Maksudnya, membaca Ya Hayyu...Ya Qayyum (Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Wahai Dzat Yang Maha Berdiri Sendiri). Kyai itu mampu menjelaskan maknanya dengan baik, tapi dia  tak fasih dalam mengucapnya.
S: Hahahaha. Ini kisah nyata?
M: Ini kisah nyata! Yen iyo mosok orao, yen ora mosok iyo-o? (Kalau memang iya, masak nggak. Kalau nggak, masak iya?) Kun fa yakun. Allah memahami seluruh bahasa makhluk-Nya, memahami apa yang tergetar dan terbersit dalam niat dan bisikan kalbu siapa pun. Meskipun desah dan getaran paling halus sekali pun. Allah Maha Mengetahui segalanya.
S: Ollo-ollo kwato... Ollo-ollo kwato... Ollo-ollo kwato... Ya Kayyu...Ya Kayyum. Ya Kayyu...Ya Kayyum
M: hehehe
S: Ollo-ollo kwato... Ollo-ollo kwato... Ollo-ollo kwato...Ya Kayyu...Ya Kayyum. Ya Kayyu...Ya Kayyum
M: Hmmm
S: Ollo-ollo kwato... Ya Kayyu...Ya Kayyum
M: Hahaha. Ini nggak berlaku buat yang main-main!!!
S: Astaghfirullahal-adzim. La hawla wala quwwata illa billah. Ya Hayyu...Ya Qayyum.




--------------------------------------------
Kami membantu untuk mendapatkan kitab-kitab terjemah yang membahas makna syariat, tarekat, makrifat dan hakikat. Antara lain:
1)      Sirrul Asrar (Rasaning Rasa), Syekh Abdul Qadir Jailani, terjmh KH Zezen ZA Bazul Asyhab, hardcover, Rp 65.000.
2)      Tafsir Al-Jailani, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani trjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz), hardcover, Rp 230.000.
3)      Fath Ar-Rabbani, Meraih Cahaya Ilahi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hardcover, Rp 115.000.
4)      An-Nafais Al-Uluhiyah (Guru Sufi Menjawab), softcover,harga Rp 54.000.
5)      SUNAN GUNUNG JATI: Petuah, pengaruh dan Jejak-jejak Sang Wali, karya Prof Dr. Dadan Wildan, softcover, Rp 55.000.
6)      Wasiat-wasiat Sufistik HASAN AL-BASHRI, softcover, Rp 25.000.
7)      Minhajul-‘Abidin, karya Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 110.000.
8)      Kitab At-Tawbah (dari Ihya Ulumuddin), Rahasia Tobat, Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 59.000.
9)      Kitab Ash-Shabr (dari Ihya Ulumuddin), Terapi Sabar, Imam Al-Ghazali, hardcover Rp 59.000.
10)   Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, hardcover, Rp 55.000.
11)   Asy-Syamaa’il Al-Muhammadiyah, Kepribadian Rasulullah SAW, hardcover, Rp 68.000.
Untuk pemesanan hubungi Ibu Ina, via sms/wa: 08122476797. Harga belum termasuk ongkos kirim.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar