Minggu, 02 Februari 2014

PESAN CINTA DARI IMAM AL-GHAZALI

PESAN CINTA UNTUK DAWUD A.S.
“Wahai Dawud! Berpeganglah engkau pada firman-firman-Ku. Buanglah sikap “dari dirimu untuk dirimu” agar kecintaanmu kepada-Ku tak tertutup dari dirimu. Janganlah kamu jadikan hamba-hamba-Ku berputus asa dari rahmat-Ku, agar Aku tidak putuskan gelora hasrat nafsumu kepada-Ku. Karena Aku hanya memperkenankan hasrat nafsu itu bagi makhluk-Ku yang lemah. Makhluk-Ku yang kuat tidak patut untuk menuruti syahwat, sebab syahwat dapat mengurangi kenikmatan bermunajat kepada-Ku.
Balasan paling ringan bagi makhluk-Ku yang kuat (yang mengikuti syahwatnya) adalah menghalangi akal mereka dari-Ku. Aku tidak rela jika dunia dinikmati oleh kekasih-Ku. Aku juga membebaskannya dari dunia itu.
Wahai Dawud! Janganlah berguru kepada orang alim yang kemabukannya akan menutupi engkau dari kecintaan-Ku. Mereka adalah perampok para hamba-Ku yang hendak menuju Aku (al-murîdîn). Tinggalkanlah nafsu dengan cara membiasakan diri berpuasa terus menerus. Jangan sekali-kali mencoba meninggalkan puasa, karena kecintaan-Ku terhadap puasa tak akan pernah hilang.
Wahai Dawud! Cintailah Aku dengan cara memerangi dirimu! Cegahlah dirimu dari hawa nafsu. Jika itu dapat engkau lakukan, maka Aku akan memandangmu. Engkau pun akan melihat tabir antara Aku dan kamu terangkat. Dan, sungguh, Aku pun akan memenuhi dirimu dengan pahala atas ketakwaanmu jika itu yang engkau inginkan.”
---Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa al-Syawq wa al-Uns wa al-Ridha




--------------------------------------------
Kami membantu untuk mendapatkan kitab-kitab terjemah yang membahas makna syariat, tarekat, makrifat dan hakikat. Antara lain:

1)      Sirrul Asrar (Rasaning Rasa), Syekh Abdul Qadir Jailani, terjmh KH Zezen ZA Bazul Asyhab, hardcover, Rp 65.000.
2)      Tafsir Al-Jailani, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani trjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz), hardcover, Rp 230.000.
3)      Fath Ar-Rabbani, Meraih Cahaya Ilahi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hardcover, Rp 115.000.
4)      An-Nafais Al-Uluhiyah (Guru Sufi Menjawab), softcover,harga Rp 54.000.
5)      SUNAN GUNUNG JATI: Petuah, pengaruh dan Jejak-jejak Sang Wali, karya Prof Dr. Dadan Wildan, softcover, Rp 55.000.
6)      Wasiat-wasiat Sufistik HASAN AL-BASHRI, softcover, Rp 25.000.
7)      Minhajul-‘Abidin, karya Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 110.000.
8)      Kitab At-Tawbah (dari Ihya Ulumuddin), Rahasia Tobat, Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 59.000.
9)      Kitab Ash-Shabr (dari Ihya Ulumuddin), Terapi Sabar, Imam Al-Ghazali, hardcover Rp 59.000.
10)   Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, hardcover, Rp 55.000.
11)   Asy-Syamaa’il Al-Muhammadiyah, Kepribadian Rasulullah SAW, hardcover, Rp 68.000.
Untuk pemesanan hubungi Ibu Ina, via sms/wa: 08122476797. Harga belum termasuk ongkos kirim.
 

NASIHAT IBN ATHA'ILLAH DALAM AL-HIKAM

“Jika Allah telah membuatmu bosan dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu keintiman dengan-Nya.” (Mata awhasyaka min khalqihi fa’lam annahu yuriidu an yaftaha laka baaba –l-uns bihi)---Demikian kata Ibnu Atha’illah dalam Al-Hikam.

Hati hanya bisa mempunyai satu arah dalam satu waktu. Jika hati tertarik atau terikat kepada makhluk, berarti ia teralihkan dari Sang Pencipta. Hati merefleksikan apa yang dihadapinya. Bersama makhluk,ada kesenangan dan ketidaksenangan. Sedangkan bersama Allah, ada penghiburan, kedamaian, dan kepuasan terus menerus. Maka, melarikan diri daei makhluk untuk menuju Sang Khalik adalah langkah terpenting bagi sang salik...
Renung-renungkanlah, pikir-pikirkanlah!

NASIHAT NABI KHIDIR

NASIHAT KHIDIR UNTUK MUSA
Nabi Musa a.s.berkata kepada Khidir,"Berilah aku nasihat!" Maka, Khidir pun memberi nasihat:
1."Jadilah orang yang banyak senyum dan jangan jadi orang yang banyak marah.
2.Jadilah orang yang banyak manfaat bagi sesama,dan jangan jadi orang yang banyak mudaratnya.
3.Jauhilah sikap keras hati dalam berdiskusi.
4.Jangan berjalan tanpa keperluan.
5.Jangan tertawa tanpa sesuatu yang benar-benar mengagumkan.
6.Jangan memperolok-olok orang yang bersalah atas kesalahan mereka,tapi menangislah atas kesalahan-kesalahan kamu sendiri,wahai putra Imran."

---Dikutip dari Kitab At-Taubah,Ihya Ulumuddin,karya Imam Ghazali




--------------------------------------------
Kami membantu untuk mendapatkan kitab-kitab terjemah yang membahas makna syariat, tarekat, makrifat dan hakikat. Antara lain:
1)      Sirrul Asrar (Rasaning Rasa), Syekh Abdul Qadir Jailani, terjmh KH Zezen ZA Bazul Asyhab, hardcover, Rp 65.000.
2)      Tafsir Al-Jailani, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani trjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz), hardcover, Rp 230.000.
3)      Fath Ar-Rabbani, Meraih Cahaya Ilahi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hardcover, Rp 115.000.
4)      An-Nafais Al-Uluhiyah (Guru Sufi Menjawab), softcover,harga Rp 54.000.
5)      SUNAN GUNUNG JATI: Petuah, pengaruh dan Jejak-jejak Sang Wali, karya Prof Dr. Dadan Wildan, softcover, Rp 55.000.
6)      Wasiat-wasiat Sufistik HASAN AL-BASHRI, softcover, Rp 25.000.
7)      Minhajul-‘Abidin, karya Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 110.000.
8)      Kitab At-Tawbah (dari Ihya Ulumuddin), Rahasia Tobat, Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 59.000.
9)      Kitab Ash-Shabr (dari Ihya Ulumuddin), Terapi Sabar, Imam Al-Ghazali, hardcover Rp 59.000.
10)   Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, hardcover, Rp 55.000.
11)   Asy-Syamaa’il Al-Muhammadiyah, Kepribadian Rasulullah SAW, hardcover, Rp 68.000.
Untuk pemesanan hubungi Ibu Ina, via sms/wa: 08122476797. Harga belum termasuk ongkos kirim.
 

GOD NEVER SLEEPS


TAK ADA YANG LUPUT DARI KUASANYA
Tuhan tak pernah tidur. Tak ada yang bisa luput dari kuasa-Nya. Dialah sutradara kehidupan yang Maha Berkuasa. Lalu, apakah kita sanggup menyangkalnya?
Setiap daun kering yang jatuh, di belahan negeri mana pun, Dialah yang telah mengarahkan. Tak ada satu benda (makhluk) pun yang di luar kendalinya.
Imam Al-Ghazali mengatakan:
"Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat.Tidak ada hal yang masmu' (audible /yang dapat didengar) yang lepas dari pendengaran-Nya meski selirih apa pun. Dan,tak juga menghilang dari pandangan-Nya segala objek visual (yang terlihat) meski selembut apa pun. Pendengaran-Nya tak terhalang oleh jarak dan pandangan-Nya tak terhambat oleh kelam kepekatan.Dia melihat tanpa pupil dan kelopak mata.Juga mendengar tanpa daun telinga dan gendang suara.Dia mengetahui tanpa hati, memukul tanpa melukai,mencipta tanpa alat.Sifat-sifat-Nya tidak menyerupai sifat-sifat makhluk (ciptaan-Nya), begitu juga Esensi-Nya tidak sama dengan esensi-esensi makhluk."

---Imam Al-Ghazali dalam Majmu'ah Rasa'il

JALAN TASAWUF SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

7 PRINSIP TAREKAT MENURUT SYEKH ABDUL QADIR JAILANI
Menurut Sulthanul Auliya, terdapat 7 prinsip dasar bagi salik dalam bertarekat, yakni:
1. Mujahadah
Allah SWT berfirman,, “Orang-orang yag berjihad (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami,” (Al-‘Ankabut [29]: 69).
Imam Juneid Al-Baghdadi mengatakan, “Aku mendengar As-Sari As-Saqathi berkata, ‘Wahai anak muda! Bekerja keraslah sebelum kalian mencapai usia sepertiku yang lemah dan tak bisa melakukan amal secara optimal.’ Hal ini dikatakan beliau setelah melihat tidak ada anak-anak muda yang gigih beribadah seperti dirinya.”
Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai derajat orang-orang yang shaleh hingga ia melawati enam perkara: 1) Menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesusahan; 2) Menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan; 3) Menutup pintu istirahat dan membuka pintu kerja keras; 4) Menutup pintu tidur dan membuka pintu begadang; 5) Menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kemiskinan; 6) Menutup pintu harapan dan membuka pintu persiapan menyambut kematian.
2. Tawakal
Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi keperluannya (QS Ath-Thalaq [65]: 3). Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman,” (QS Al-Maidah [5]: 23)
Anas ibn Malik r.a. meriwayatkan, seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW dengan mengendarai seekor unta. Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku membiarkan untaku tanpa diikat, lalu aku bertawakal?” Beliau menjawab, “Ikat dulu untamu! Lalu bertawakal!”
Abu Turab Al-Nakhsyabi mengatakan, tawakal adala melemparkan badan dalam penghambaan (‘ubudiyyah) dan mengaitkan kalbu dengan ketuhanan (rububiyyah), serta merasa tenang dengan apa yang ada. Jadi, jika diber, dia bersyukur dan jika tidak diberi, dia bersabar.”
3. Akhlak
Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak agung,” (Al-Qalam [68]: 4). Anas ibn Malik ra. berkata bahwa Rasullah Saw. pernah ditanya tentang orang mukmin yang imannya paling utama. Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya.”
Akhlak adalah hal yang paling utama karena akhlak mencerminkan jati diri yang sebenarnya. Manusia terkubur oleh kelakuannya dan terkenal karena kelakuannya juga. Ada yang mengatakan, akhlak yang baik diberikan secara khusus oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw. sebagaimana mukjizat dan keutamaan yang Dia berikan kepadanya. Namun, Allah tidak memuji beliau karena prestasi beliau seperti pujian-Nya kepada beliau karena akhlak beliau. Ada yang berpendapat, Allah memuji Nabi Muhammad karena akhlaknya yang agung karena beliau adalah orang yang mendermakan dunia dan akhirat (jad bi al-kaunain) dan mencukupkan diri dengan Allah. Budi pekerti yang agung berarti tidak memusuhi dan tidak layak dimusuhi karena makrifat yang mendalam akan Allah.
4. Syukur
Allah berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)mu,” (Ibrahim [14]: 7). Menurut ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut dirinya sebagai “Yang Maha Mensyukuri” (al-Syakur) dalam arti yang meluas. Maksudnya, dia akan membalas para hamba atas syukur mereka.
Ada yang mengatakan, hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (al-muhsin) dengan mengingat-ingat kebaikannya. Syukur hamba kepada Allah berarti memuji-Nya dengan mengingat-ingat kebaikan yang Dia berikan. Sementara, syukur Allah kepada hamba adalah pujian-Nya atas si hamba dengan menyebut kebaikannya kepada-Nya. Selanjutnya, kebaikan budi hamba adalah ketaatannya kepada Allah, dan kebaikan budi Allah adalah kemurahan-Nya memberikan nikmat kepada hamba.
5. Sabar
Allah berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah,” (An-Nahl [16]: 127). Aisyah ra meriwayatkan, Nabi Saw. bersabda, “Sabar yang sesungguhnya adalah sabar ketika menghadapi guncangan yang pertama.” Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, hartaku telah habis dan tubuhku digerogoti penyakit.” Nabi Saw. menukas, “Tidak ada kebaikan pada hamba yang tidak kehilangan hartanya dan tidak sakit tubuhnya. Sesungguhnya jika Allah SWT. mencintai seorang hamba, maka Dia timpakan cobaan kepadanya. Jika Dia menimpakan cobaan kepadanya maka Dia akan membuatnya bersabar.”
Sabar ada tiga macam, 1) Sabar karena Allah, yakni sabar dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2) Sabar bersama Allah, yakni sabar menerim qadha dan skenario Allah pada dirimu berupa cobaan dan kesulitan. 3) Sabar atas Allah, yakni bersabar menanti apa yang dijanjikan Allah berupa rezeki, bebas dari masalah, kecukupan, pertolongan, dan ganjaran di akhirat.
6. Ridha
Allah berfirman, “Allah meridai mereka dan mereka pun meridai Allah,” (Al-Maidah [5]: 119). Rasulullah bersabda, “(Manis) rasa keimanan hanya bisa dicicipi oleh orang yang rida menerima Allah sebagai Tuhan.” Allah juga berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (Al-Baqarah [2]: 216).
Abu Ali Al-Daqqaq ra mengatakan, rida bukanlah tidak merasakan cobaan, akan tetapi rida sesungguhnya adalah tidak memprotes ketentuan dan qadha. Apakah seseorang bisa mengetahui bahwa Allah meridainya? Dia bisa mengetahuinya. Jika seseorang merasakan hatinya rida kepada Allah maka dia tahu bahwa Allah rida kepadanya.
7. Jujur (Shiddiq)
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar,” (At-Taubah [9]: 119). Diriwayatkan Abdullah ibn Mas’ud ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jika seorang hamba selalu berkata benar dan terus bergiat mengupayakan kebenaran, maka Allah akan menetapkannya sebagai shiddiq (orang yang selalu berkata benar).”
Shidq adalah pilar dan penyempurna segala hal. Ia merupakan derajat kedua setelah derajat kenabian. Shadiq adalah sifat yang melekat pada seseorang yang jujur/berlaku benar. Sedangkan shiddiq adalah bentuk mubalaghah (hiperbola), diberikan kepada orang yang terus-menerus melakukan kejujuran/kebenaran, sehingga menjadi kebiasaan dan karakternya. Ada tiga hal yang menjadi buah manis orang yang berlaku shidq dan tidak akan lepas darinya: kenikmatan, wibawa, dan keramahan.
--Disarikan dari At-Tasawwuf dalam kitab Al-Gunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

--Bagi yang ingin mempelajari lebih mendalam tentang makrifat dan hakikat dari Syekh Abdul Qadir Jailani, serta tafsir dari ayat-ayat Al-Quran dalam samudra tasawuf silahkan miliki Kitab Sirrul-Asrar terjemah KH Zezen ZA Bazul Asyhab (Rp 65.000) dan Tafsir Al-Jailani terjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz, hardcover, harga Rp 215.000). Belum termasuk ongkos kirim. Hubungi Ibu Ina, via SMS: 08122476797.
Semoga bermanfaat!

BELAJAR TENTANG TAKDIR DARI SIRRUL-ASRAR

TAKDIR SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Sirrul-Asrar menegaskan, “Karena itu, seseorang tidak boleh berlindung pada rahasia takdir untuk meninggalkan amal saleh. Seperti alasan, “Kalaupun aku di zaman azali sudah ditakdirkan menderita maka tidaklah ada manfaatnya beramal saleh. Dan, jika aku memang ditakdirkan bahagia maka tidaklah membahayakan bagiku untuk melakukan amal buruk.”
Pengarang kitab Tafsir Al-Bukhari berkata, “Sesungguhnya kebanyakan dari rahasia itu diketahui tapi tidak perlu dibahas seperti rahasia takdir. Seperti Iblis, ketika ia mengelak untuk tidak menghormati Adam, ia berkelit pada hakikat takdir. (Ketika ia ditanya mengapa engkau tidak menghormati Adam. Ia menjawab, “Inikah takdir-Mu Ya Allah?”). Dengan begitu ia kufur dan diusir dari surga. Sebaliknya, Nabi Adam AS selalu menimpakan kesalahan pada dirinya, maka mereka bahagia dan diberi rahmat (tidak mempermasalahkan takdir Allah SWT).
Hal yang wajib bagi semua Muslim adalah jangan berpikir tentang hakikat takdir, agar ia tidak tergoda dan terpeleset menjadi zindik. Justru yang wajib bagi seorang Muslim dan mukmin adalah yakin bahwa Allah SWT adalah Maha Bijaksana. Segala sesuatu yang terjadi dan terlihat oleh manusia di muka bumi ini, seperti kekufuran, kemunafikan, kefasikan, dan sebagainya, adalah perwujudan dari ke-Maha Kuasa-an Allah dan Hikmah-Nya. Dalam hal ini terdapat rahasia luar biasa yang tidak dapat diketahui, kecuali oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hikayat diceritakan bahwa sebagian ahli makrifat bermunajat kepada Allah SWT, “Ya Allah, Engkau telah menakdirkan, Engkau menghendaki dan Engkau telah menciptakan maksiat dalam diriku,” tiba-tiba datanglah suara gaib, “Hai hamba-Ku, semua yang kau sebutkan itu adalah syarat ketuhanan, lalu mana syarat kehambaanmu?” Maka sang ahli makrifat itu menarik kembali ucapannya, “Aku salah, aku telah berdosa dan aku telah berbuat zalim pada diriku.” Maka datanglah jawaban dari suara gaib, “Aku telah mngempuni. Aku telah memaafkan dan Aku telah merahmati.”
Maka yang wajib bagi semua mukmin adalah berpandangan bahwa amal yang baik adalah atas taufik Allah dan amal yang buruk adalah dari dirinya, sehingga ia termasuk ke dalam hamba-hamba Allah yang disinggung dalam Al-Qur’an,
“Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri, mereka mengingat Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah.” (QS. Ali ‘Imrân [3]: 135)
Jika seorang hamba menganggap bahwa perbuatan maksiat berasal dari dirinya, maka ia termasuk orang yang beruntung dan selamat. Ketimbang menganggap bahwa dosa adalah dari Allah SWT, meskipun secara hakiki memang Allah SWT penciptanya.”
--Kitab Sirrul-Asrar wa Mazh-harul-Anwar; Rasaning Rasa karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, terjemah KH Zezen ZA Bazul Ashab, Salima dan Pustaka Zainiyyah, Juni 2013.




--------------------------------------------
Kami membantu untuk mendapatkan kitab-kitab terjemah yang membahas makna syariat, tarekat, makrifat dan hakikat. Antara lain:

1)      Sirrul Asrar (Rasaning Rasa), Syekh Abdul Qadir Jailani, terjmh KH Zezen ZA Bazul Asyhab, hardcover, Rp 65.000.
2)      Tafsir Al-Jailani, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani trjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz), hardcover, Rp 230.000.
3)      Fath Ar-Rabbani, Meraih Cahaya Ilahi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hardcover, Rp 115.000.
4)      An-Nafais Al-Uluhiyah (Guru Sufi Menjawab), softcover,harga Rp 54.000.
5)      SUNAN GUNUNG JATI: Petuah, pengaruh dan Jejak-jejak Sang Wali, karya Prof Dr. Dadan Wildan, softcover, Rp 55.000.
6)      Wasiat-wasiat Sufistik HASAN AL-BASHRI, softcover, Rp 25.000.
7)      Minhajul-‘Abidin, karya Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 110.000.
8)      Kitab At-Tawbah (dari Ihya Ulumuddin), Rahasia Tobat, Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 59.000.
9)      Kitab Ash-Shabr (dari Ihya Ulumuddin), Terapi Sabar, Imam Al-Ghazali, hardcover Rp 59.000.
10)   Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, hardcover, Rp 55.000.
11)   Asy-Syamaa’il Al-Muhammadiyah, Kepribadian Rasulullah SAW, Imam At-Tirmidzi, hardcover, Rp 68.000.
Untuk pemesanan hubungi Ibu Ina, via sms/wa: 08122476797. Harga belum termasuk ongkos kirim.
 

TAFSIR AL-JAILANI KARYA SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

KEUNGGULAN TAFSIR AL-JAILANI
Kitab Tafsir Al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dapat menjadi rujukan utama ilmu tasawuf. Dari ayat ke ayat, kita dapat mempelajari makna-makna Al-Quran dengan batin dan ruh tasawuf. Kita seolah menyelami samudera syariat, tarekat, makrifat dan hakikat dari ayat ke ayat.
Berikut ini adalah keunggulan-keunggulan kitab tersebut:
1. Pada kitab ini, ayat demi ayat ditafsirkan dengan cara penuturan dan ungkapan yang mudah, singkat dan sistematis. Jika terdapat ayat yang dapat ditafsirkan dengan ayat lain maka dijelaskan sambil dibandingkan antara dua ayat tersebut, sehingga makna dan tujuannya semakin jelas. Dapat dikatakan bahwa tafsir ini sangat memperhatikan cara penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an (Al-Qur’an bi Al-Qur’an). Lalu, setelah selesai beliau mulai menuturkan beberapa Hadis Marfu’ yang berkenaan dengan ayat tersebut, sambil menjelaskan argumentasinya dengan mengiringi perkataan para Sahabat, Tabi’in dan ulama salaf.
2. Dalam ayat-ayat yang terkait dengan hukum fikih, tafsir ini tampak mentarjih sebagian pendapat ulama dan mendhaifkan serta mensahihkan sebagian riwayat secara tersirat, singkat dan dengan redaksi yang hemat, tidak seperti yang banyak dilakukan para mufasir lain. Hal ini menunjukkan bahwa pengarangnya adalah seorang yang memiliki pengetahuan Ilmu Hadis yang sangat mapan.
3. Tafsir ini tergolong Tafsir Isyari, meskipun tidak semua ayat dalam surah-surah Al-Qur’an ditafsirkan secara isyari, akan tetapi struktur dalam bangunan pandangan sufi terhadap Tauhid melalui penafsiran beliau kepada seluruh ayat-ayat Allah, baik yang tersirat dalam alam dan tersurat dalam Al-Qur’an sangat sistematis, runtut, teratur dan sempurna. Sehingga, ini memperkuat Tafsir Al-Jailani sebagai sebuah referensi utama, serta standar matlamat bagi umat Islam, khususnya para penempuh jalan menuju Allah SWT.
4. Sebagai sebuah kitab dan rujukan Tasawuf tingkat tinggi (first class) kitab ini juga menyebutkan sanad dan status Hadis; mentarjih sesuatu yang dipandang benar tanpa fanatik atau taklid tanpa dalil. Tafsir ini benar-benar bersih dari isra’iliyat yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis.
5. Terbukti Tafsir Al-Jailani telah diterima dan tersebar di seluruh dunia Islam serta diakui oleh para ulama, seperti Syekh Dr. Ali Jumu’ah (Mufti Mesir), Mufti Syria, Mufti Libanon, serta para Syekh sufi seperti murabbi besar Syekh Youssef Riq al-Bakhour dan lain-lain.
Semoga dengan penerjemahan dan penerbitan Tafsir Al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bahasa Indonesia/Melayu oleh Markaz Jailani Asia Tenggara, umat Islam di seluruh Nusantara dapat belajar, memahami dan mendalami ajaran-ajaran syariat, tarekat, makrifat dan hakikat dari ayat ke ayat dalam Al-Qur’an. Semoga Allah SWT memudahkan dan memberkahi umat Islam di Nusantara dalam mempelajari samudra makrifat melalui Tafsir Al-Jailani sebagai rujukan utama ilmu tasawuf, serta mengamalkannya dalam sendi-sendi kehidupan seperti yang diajarkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Jahary Al-Bantani
Penasehat Markaz Jailani Asia Tenggara dan Direktur Dar Al-Hasani, Kelantan Malaysia.

 



--------------------------------------------
Kami membantu untuk mendapatkan kitab-kitab terjemah yang membahas makna syariat, tarekat, makrifat dan hakikat. Antara lain:
1)      Sirrul Asrar (Rasaning Rasa), Syekh Abdul Qadir Jailani, terjmh KH Zezen ZA Bazul Asyhab, hardcover, Rp 65.000.
2)      Tafsir Al-Jailani, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani trjemah Tim Markaz Al-Jailani (2 jilid/6 Juz), hardcover, Rp 230.000.
3)      Fath Ar-Rabbani, Meraih Cahaya Ilahi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hardcover, Rp 115.000.
4)      An-Nafais Al-Uluhiyah (Guru Sufi Menjawab), softcover,harga Rp 54.000.
5)      SUNAN GUNUNG JATI: Petuah, pengaruh dan Jejak-jejak Sang Wali, karya Prof Dr. Dadan Wildan, softcover, Rp 55.000.
6)      Wasiat-wasiat Sufistik HASAN AL-BASHRI, softcover, Rp 25.000.
7)      Minhajul-‘Abidin, karya Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 110.000.
8)      Kitab At-Tawbah (dari Ihya Ulumuddin), Rahasia Tobat, Imam Al-Ghazali, hardcover, Rp 59.000.
9)      Kitab Ash-Shabr (dari Ihya Ulumuddin), Terapi Sabar, Imam Al-Ghazali, hardcover Rp 59.000.
10)   Al-Hikam, Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, hardcover, Rp 55.000.
11)   Asy-Syamaa’il Al-Muhammadiyah, Kepribadian Rasulullah SAW, hardcover, Rp 68.000.
Untuk pemesanan hubungi Ibu Ina, via sms/wa: 08122476797. Harga belum termasuk ongkos kirim.