Dosa dan kesalahan selalu kita lakukan,
baik sengaja ataupun tidak. Setiap saat hal ini bisa terjadi. Dosa-dosa kecil
kadang dilakukan berulang-ulang secara samar dan nyata, lalu lama kelamaan
menjadi dosa kebiasaan yang menggunung. Sementara, dosa-dosa yang besar terus
menghantui diri kita, mengakar kuat atau bahkan kelak menjadi memori hitam yang
dianggap biasa saja. Padahal ini sangat berbahaya bagi kejiwaan kita, merusak
kejernihan hati dan moral, merusak cara berpikir dan menjauh dari ketaan kepada
Allah.
Karena itu, kita mesti mempernyak diri
untuk melakukan muhasabah, menyesali atas dosa-dosa, menuju kepada ketaatan dan
merasakan kehinaan diri di hadapan Allah.
Imam Al-Ghazali mengatakan: “Menghapus
dosa maksiat harus dengan menempuh dengan jalan yang berlawanan dengan maksiat.
Seperti suatu penyakit yang harus diobati dengan sesuatu yang berlawanan dengan
penyakit tersebut.”
Menurut Imam Al-Ghazali, setiap
kegelapan yang menutupi hati manusia karena perbuatan maksiat, hanya bisa
dihapus oleh cahaya yang masuk ke dalamnya, akibat amal kebaikan yang
berlawanan dengan perbuatan sebelumnya (maksiat). Dan, karena semua yang
berlawanan itu terdiri dari unsur-unsur yang bersesuaian, maka hendaknya setiap
kejahatan dihapus dengan kebaikan sejenis, yang berlawanan sebelumnya.
Misalnya, warna putih dapat dihilangkan dengan warna hitam, panas dapat dihapus
dengan dingin. Tetapi, janganlah warna putih itu dihapus dengan panas atau
dingin.
Imam Al-Ghazali juga menegaskan dalam
kitab Ihya Ulumuddin, “Bukti bahwa suatu perbuatan bisa dihapus dengan
perbuatan lain yang berlawanan itu dapat kita lihat dari kecintaan manusia pada
dunia. Sesungguhnya, cinta pada dunia merupakan pangkal dari segala kesalahan,
dan pengaruh yang ditimbulkannya di dalam hati adalah berupa perasaan suka dan
rindu kepada dunia.
Dan, setiap gangguan batin yang
menyebabkan seorang Muslim berpaling dari dunia itu akan menjadi penghapus bagi
dosa-dosanya. Hal tersebut lazim terjadi, rasa resah dan risau itu membuat
hatinya berpaling dari dunia, yang jutru merupakan sumber dari keresahan dan
kerisauan.Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau
berada, dan iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus
(dosa) kejahatan tersebut.” (HR At-Tirmidzi)
-- Disarikan dari Kitab At-Taubah, Ihya
Ulumuddin, karya Imam Al-Ghazali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar