Selasa, 06 Desember 2016

MARI MENEBUS DOSA DAN KESALAHAN KITA



Dosa dan kesalahan selalu kita lakukan, baik sengaja ataupun tidak. Setiap saat hal ini bisa terjadi. Dosa-dosa kecil kadang dilakukan berulang-ulang secara samar dan nyata, lalu lama kelamaan menjadi dosa kebiasaan yang menggunung. Sementara, dosa-dosa yang besar terus menghantui diri kita, mengakar kuat atau bahkan kelak menjadi memori hitam yang dianggap biasa saja. Padahal ini sangat berbahaya bagi kejiwaan kita, merusak kejernihan hati dan moral, merusak cara berpikir dan menjauh dari ketaan kepada Allah.
Karena itu, kita mesti mempernyak diri untuk melakukan muhasabah, menyesali atas dosa-dosa, menuju kepada ketaatan dan merasakan kehinaan diri di hadapan Allah.
Imam Al-Ghazali mengatakan: “Menghapus dosa maksiat harus dengan menempuh dengan jalan yang berlawanan dengan maksiat. Seperti suatu penyakit yang harus diobati dengan sesuatu yang berlawanan dengan penyakit tersebut.”

Menurut Imam Al-Ghazali, setiap kegelapan yang menutupi hati manusia karena perbuatan maksiat, hanya bisa dihapus oleh cahaya yang masuk ke dalamnya, akibat amal kebaikan yang berlawanan dengan perbuatan sebelumnya (maksiat). Dan, karena semua yang berlawanan itu terdiri dari unsur-unsur yang bersesuaian, maka hendaknya setiap kejahatan dihapus dengan kebaikan sejenis, yang berlawanan sebelumnya. Misalnya, warna putih dapat dihilangkan dengan warna hitam, panas dapat dihapus dengan dingin. Tetapi, janganlah warna putih itu dihapus dengan panas atau dingin.

Imam Al-Ghazali juga menegaskan dalam kitab Ihya Ulumuddin, “Bukti bahwa suatu perbuatan bisa dihapus dengan perbuatan lain yang berlawanan itu dapat kita lihat dari kecintaan manusia pada dunia. Sesungguhnya, cinta pada dunia merupakan pangkal dari segala kesalahan, dan pengaruh yang ditimbulkannya di dalam hati adalah berupa perasaan suka dan rindu kepada dunia.
Dan, setiap gangguan batin yang menyebabkan seorang Muslim berpaling dari dunia itu akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya. Hal tersebut lazim terjadi, rasa resah dan risau itu membuat hatinya berpaling dari dunia, yang jutru merupakan sumber dari keresahan dan kerisauan.Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus (dosa) kejahatan tersebut.” (HR At-Tirmidzi)
-- Disarikan dari Kitab At-Taubah, Ihya Ulumuddin, karya Imam Al-Ghazali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar